Dengan Memberkati Orang Dengan Firman-Nya Maka kita harus Percaya Juga Bahwa ALLAH Yang kita sembah adalah TUHAN YESUS KRISTUS pasti akan memberkati Kita Amin.Salam Kasih Yesus Kristus By INGAN ZAKARIA

Senin, 30 Mei 2016

Belajar Mengampuni Seperti Yesus Friday March 18th, 2016 Sejak kecil Yuliana kerap mendapat pukulan dari ayahnya. Lebih dari itu, dia melihat perlakuan keji ayahnya kepada sang ibu. “Saya tidak akan pernah lupa kejadian itu. Orang yang saya paling sayangi terbakar dalam kobaran api. Tangan yang selalu memeluk dan wajah yang selalu tersenyum meski sakit, kini telah pergi untuk selama-lamanya.” ujar Yuliana. Sejak kedua orangtua Yuliana menikah, ayahnya selalu ingin memiliki keturunan anak laki-laki. Sayangnya, kelima anak yang lahir adalah perempuan. Inilah yang menjadi akar timbulnya pertengkaran di antara orangtuanya. Satu hari saat dirinya sedang terlelap, Yuliana terbangun karena teriakan ibunya. Ia bergegas bangun dan keluar dari kamar, Yuliana mendapati tubuh ibunya sudah dilalap api. Yuliana hanya bisa menangis melihat orang yang paling dikasihinya mengerang kesakitan. Nyawa ibu Yuliana harus berakhir akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. “Saya menyimpan dendam yang sangat besar di hati. Kalau saya punya kemampuan untuk membunuh bapak, saya akan bunuh bapak,” kenangnya. Jika Anda mengikuti kesaksian Yuliana yang ditayangkan Solusi di SCTV atau di Youtube JC Chanel, di akhir acara Anda akan menemukan sebuah pengakuan yang sangat mengejutkan. Yuliana mampu mengakhiri dendam dan kepahitan dalam hidupnya karena pengorbanan Yesus. “Saya teringat karya salib Tuhan. Bagaimana manusia masih hidup dalam dosa, namun Yesus rela datang ke dunia untuk menebus dosa manusia, termasuk saya. Ini membuat saya mengambil keputusan untuk saya mengampuni bapak, menerima dia, dan hidup dalam damai,” ucap Yuliana. Ayahnya kini telah berpulang dan Yuliana memilih untuk tidak lagi hidup dalam dendam. “Saya hidup dengan damai sejahtera, saya mengalami kebebasan, kemerdekaan, tidak lagi hidup dalam ketakutan.” Bukan hanya Yuliana yang mengalami hidup bebas dari kepahitan karena pengampunan. Yofa, seorang gadis asal Jakarta juga mengalami hal yang sama. Ia melepaskan pengampunan tidak hanya kepada satu orang tapi kepada beberapa orang. Apakah akhirnya dia menuai hal yang sama pula dengan yang dialami Yuliana? "Sakit hati adalah alasanku saat menghubungi Konseling Center CBN. Tanpa sengaja aku nonton program Solusi di SCTV, kesaksiannya mirip dengan masalahku yaitu soal dendam. Aku batal menikah karena dikhianati, abangku pergi meninggalkan keluarga karena menikah dengan seorang janda, sedangkan ayahku perangainya kasar dan masih sering ke dukun. Sakit hati melihat kondisi keluargaku ini perlahan berubah menjadi kepahitan. Dua tahun sudah aku tidak pernah ke gereja. Sebaliknya aku sibuk dengan mengunjungi satu diskotik ke diskotik lainnya. Dengan begitu aku bisa menumpahkan protesku karena sepertinya Tuhan tidak adil denganku. Setelah mendengar masalahku, anehnya tim konselor justru memberikan nasihat dan motivasi untuk melepaskan pengampunan di dalam nama Yesus Kristus kepada setiap orang yang menyakitiku. Seperti ada aliran air yang menyejukkan hatiku kala kusebut satu persatu nama-nama mereka dalam doaku. Setelah itu aku melakukan saran tim konselor dan Tuhan menjawab doaku. Perlahan-lahan Tuhan pulihkan hubunganku dengan ayah, abangku dan kekasihku. Kini aku berkomitmen memulai hidup baru bersama Tuhan dan membuka sebuah usaha di Bali." Kematian Kristus di kayu salib adalah wujud cinta kasih Allah atas umat manusia. Salib menjadi lambang pengampunan yang sempurna karena Kristus telah membayar lunas semua hutang dosa. Paulus menuliskan, "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Darah Kristus yang telah dicurahkan baginya, telah membuat Paulus membuat sebuah komitmen yang radikal, hidup bagi Kristus. Darah yang sama juga tercurah bagi kita semua, apakah kita mau meresponinya dengan cara yang sama seperti Paulus? Pilihan ada di tangan Anda. Mengerjakan keselamatan yang kita terima bisa dilakukan dengan membagikan kebenaran ini kepada jutaan orang di luar sana.
02.39 No comments » by Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Blogroll

BLESSED TO BLESS

Pages

Labels

About